Beberapa tahun belakangan ini,
kasus krim berbahaya menyeruak bahkan bukan hanya krim yang tidak jelas saja
yang disorot namun krim mahal dengan lisensi dokter kulit pun menjadi sorotan.
Tahun-tahun ini skincare juga marak
beredar luas dari sabang hingga merauke, tak tanggung-tanggung mereka juga
mencari artist atau selebgram sebagai brand
ambassador skincare mereka.
Dua tahun sudah, aku menggunakan
krim dokter disebuah Skincare yang tidak bisa aku sebutkan namanya. Skincare ini cukup dikenal orang, karena
beberapa kota di Indonesia bahkan di Malaysia dan Singapura juga sudah terdapat
cabangnya. Skincare ini cukup mahal bagi kantong mahasiswa seperti aku,
walaupun mereka memberikan diskon member 10% untuk pembelian krim dan 20% untuk
perawatan. Skincare ini memiliki
produk yang dikhususkan untuk remaja, atau teens dengan kombinasi warna remaja
pada produknya.
Sejauh aku menggunakan krim dari skincare tersebut, aku merasa nyaman
karena pertama kali menggunakannya tidak langsung terlihat seperti krim-krim
yang beredar dimasyarakat dengan penggunaan maksimal 1 bulan sudah menunjukkan
hasilnya. Butuh waktu 4 bulan hingga kulitku benar-benar bersih, sesekali juga
terdapat jerawat saat kedatangan bulan. Setiap bulannya aku juga rutin
melakukan perawatan yaitu facial karena
dari awal Ibuku sudah berpesan untuk facial
saja karena kulitku tidak memiliki masalah yang serius hanya sekedar kusam,
jerawat hormon dan komedo saja.
Setahun sudah aku menggunakan
krim dari skincare tersebut, kulitku
cerah dan kenyal bahkan sering teman-temanku untuk memuji bahkan berkata
kepadaku bahwa kulitku seperti bayi atau baby
face. Beberapa temanku juga mengikuti jejakku untuk merawat kulitnya di skincare tersebut. Nah disini seharusnya
skincare itu membayar aku karena
berhasil mempromosikan produknya, hehe…
Waktu berjalan dan aku mulai
merasakan efek negatifnya dimana saat itu aku sedang sakit dan saat itu pula
krim malamku habis. Akhirnya 3 hari aku terpaksa tidak menggunakan krim,
hasilnya mukaku terasa gatal dan timbul ruam kemerahan pada wajahku, bukan
hanya itu saja warna kulitku pun menjadi kusam. Dan itu berlangsung bukan hanya
sekali saja namun berkali-kali saat aku kehabisan krim dan terpaksa tidak
menggunakannya.
Perasaan was-was muncul, apalagi
dengan si someone yang tidak
segan-segan mengatakan bahwa krim yang aku gunakan perlu dipertanyakan. Iseng
aku melihat review dari forum female
daily disana para pengguna ex-skincare
tersebut banyak yang bercerita tentang pengalamannya, ada yang seperti aku
rasakan ada pula yang efeknya parah yaitu tumbuh jerawat-jerawat besar.
Seketika pula aku parno setengah mati, berpikiran macam-macam karena tidak
ingin kulitku semakin menjadi bahkan rusak.
Aku juga sempat berkonsultasi
dengan dokter kulit lain disebuah RSUD dan hasil diagnosisnya adalah aku sudah
ketergantungan pada krim tersebut yang berefek kulit gatal, timbul ruam merah,
dan bahkan kulit kusam bila tidak menggunakan krim tersebut.
Butuh waktu dua bulan untuk
berpikir apakah aku harus lepas dari krim tersebut dengan efek yang belum
dipastikan nanti kedepannya atau tetap menggunakan krim tersebut dan zat kimia
dalam kulit wajah menumpuk hingga berefek jauh lebih besar saat tua nanti.
Dengan support dari someone dan temannya yang berkuliah
dibidang kesehatan, akhirnya aku memberanikan diri untuk pelan-pelan melepas skincare tersebut.
Awal terberatku lepas krim
tersebut adalah pada 1-3 bulan pertama, kulitku terasa gatal bahkan bersisik.
Jujur saat itu aku sungguh tidak nyaman apalagi aku yang diharuskan
beraktifitas diluar rumah karena posisi saat itu aku sedang menyelesaikan tugas
akhir kuliah. Sedih? Jelas itu yang aku rasakan, apalagi ditambah banyak orang
yang menyalahkan tentang jalan yang aku ambil untuk lepas krim tersebut. Mereka
berkata:”Toh ya hasilnya bagus, ngapain sih musti lepas krim”. Namun karena
tekad yang memang dari awal aku tegaskan bahwa aku harus lepas akhirnya
semuanya bisa terlewati.
Aku membutuhkan waktu 7 bulan
lamanya untuk aku benar-benar bisa lepas dari efek krim tersebut, dari kulit
gatal, bersisik, berjerawat, hingga kusam rasanya sudah tidak asing lagi bagi
kulit wajahku. Tetapi memang usaha tidak akan mengkhianati hasil, karena pada
akhirnya aku bisa terbebas dari krim tersebut tanpa takut efek negatif yang
nantinya aku dapatkan saat tua nanti. Setelah ini aku akan membahas bagaimana
cara yang aku gunakan untuk lepas skincare dan produk apa saja yang aku
gunakan. See you on the next page!
Comments
Post a Comment